"Membumi dalam keragaman, rela mati demi ketaqwaan.."

"Membumi dalam keragaman, rela mati demi ketaqwaan.."
Radityo Akhmedika Fauzie, pribadi yang sedang ada di hadapan teman2 sungguh sedang berjuang keras akan suatu perjalanan.. yang baru, yang curam, yang berbeda dengan apa yang sudah terpikirkan.. Dunia kedokteran, kamahasiswaan, kehidupan di suatu daerah baru, sosialitas yang menuntut kedewasaan lebih, juga ikhtiar akan pengaplikasiaan keimanan dan Islam yang tidak dapat ditawar kadarnya.. Setelah menyelesaikan studi di SMAN 1 Depok, sekarang saya menapak di Fakultas Kedokteran UNPAD.. Dengan masih dan akan terus berlimpah rasa syukur terhadap Alloh s.w.t akan tiap detik yang saya lalui, semoga jiwa taubat dalam hati yang mengiringi setiap langkah tidak akan pernah pudar. Karena diri yang nampak di hadapan temen2 hanyalah sebuah kumpulan sistim organ yang ditiupkan ruh oleh-Nya, yang mana pribadinya rentan akan dosa, khilaf, jahil, nafsu, dan maksiat..

Legislative SMANSA Depok

Legislative SMANSA Depok
Banyak kata, canda, duka, dan lara yang tak terkira makna nya.. kalaupun aku mati, dan dilahirkan kembali menjadi orang lain, aku akan tetap mencari kalian.. -radit-

Wajah polos tiga bocah

Wajah polos tiga bocah
Mungkin suatu hari, adik laki-laki ku menjadi pilar utama dalam dakwah kampus nya.. menjadi motor penggerak berwibawa dalam organisasinya.menjadi inisiator perubahan dalam proses perkembangan wawasan bangsa nya.menjadi seorang ikhwan yang membumi dalam kebermanfaatan,tapi tidak merindukan status dan kedudukan..Dan adik perempuan ku,menjadi seorang akhwat yang cantik luar biasa karena perhiasan-perhiasan nya..dimana ia menghias suara nya dengan Al-Quran..menghias mata nya dengan welas asih dan kasih sayang..menghias tangan nya dengan akhlakul karimah..menghias kaki dan tubuh nya dengan Istiqomah.. dan menghias hati nya dengan keikhlasan..
Untuk kenyamanan temen2 juga dalam melihat2 posting saya, maka temen2 bisa melihat2 sesuai dengan menu posting yang udah radit group di bawah ini. Enjoy my site, dan jangan ragu2 untuk memberi comment ya..
ESAI seleksi LKMM WIL 2
16.16 | Author: Radityo Akhmedika Fauzie
Karena esai ini hendaknya dimulai dengan penjelasan tentang pribadi diri saya, maka muqadimah di kesempatan kali ini akan banyak menceritakan tentang diri saya, segala hal yang pernah terbesit di angan-angan saya, serta harapan dan impian insan ini akan dirinya, sahabatnya, keluarganya, negaranya, dan terutama agamanya.

Orangtua saya memberi nama Radityo Akhmedika Fauzie. Banyak yang bilang kalau arti “akhmedika” adalah harapan orangtua saya agar saya kelak mengenakan jas putih dan berkalungkan stetoskop saat bekerja. Hmm.. saya tidak pernah menanyakan langsung ke mereka, tapi kalaupun itu maksudnya, saya sudah membuka harapan mereka tersebut dengan berada disini sekarang. Thanks to Alloh for that. Hembusan nafas pertama saya pada hari Rabu tanggal 14 Maret 1990, di desa Sarijadi Kota Bandung. Setelah bertahun-tahun berkelana di Jakarta dan Depok, akhirnya saya sekarang kembali ke Bandung untuk menuntut dan menjemput ilmu. Berkuliah di Fakultas Kedokteran banyak memberikan wawasan baru dan menantang kepada saya. Rasanya semangat dan hasrat yang telah lama teristirahatkan kembali bangkit saat berada di kampus ini. Hal yang sangat memicu nya adalah kemahasiswaan dan segala momentum yang terkandung di dalam nya yang benar-benar menarik bagi diri saya. Saya pun selalu mencoba memberikan kontribusi terbaik, walaupun dalam praktiknya saya masih harus banyak belajar dan mengkaji ilmu-ilmu nya. Bagi saya, walau bagaimana pun aktif nya diri kita dalam kegiatan kampus, entah kenapa akan terasa melengkahi jika kita tidak meneteskan keringat untuk angkatan kita sendiri. Dalam keluarga angkatan, saya mendapatkan amanah sebagai kadiv akademis. Inilah amanah pertama saya saat menginjakkan kaki di Fakultas Kedokteran. Setelah itu berbagai kepanitiaan saya ikuti, dan berbagai organisasi saya coba untuk terdaftar di dalam nya. Organisasi yang saya ikuti sampai hari ini adalah SENAT FK UNPAD, CIMSA, DKM Asy-Syifa, UKM Basket FK Unpad, UBBU, dan AISEC. Sedangkan untuk kepanitiaan, beberapa yang terbaru adalah Koordinator Sesi Acara Seminar Nasional Zaphran Saphire, Koordinator Logistik LKMM Nasional 2009, Koordinator Logistik OSPEK 2009, Koordinator Book Charity CIMSA, dan Staf Sesi acara MEDEX DKM Asy-Syifa. Dalam acara MEDEX tersebut, saya mendapat kesempatan untuk menjadi pembicara. Semua hal diatas saya jalani masih dengan keterbatasan ilmu yang saya punya. Terkadang saya merasa memang agak memaksakan diri dalam menerima amanah, namun saya selalu tanamkan dengan niat beramal dan tawakal, Alloh akan membimbing nya.

Karakter yang saya rasa miliki, terkadang lembut, terkadang keras. terkadang rajin, lebih sering nya malas. terkadang korelis, terkadang sangwinis. apa bisa dibilang gak punya karakter ya ? Hmm.. yang jelas saya punya beberapa (baca=banyak) kekurangan. Yaitu malas, kurang istiqomah, kurang supel dengan lingkungan baru, kemampuan adaptasi kurang, gampang bosan, mudah ngantuk, ingin menyelasaikan apa pun dengan secepatnya,dan tidak telaten. Sebenarnya malu harus menybutkan itu semua. Saya harus secepatnya manghapus kata malas dalam index kehidupan saya. Joseph Stalin yang tadinya hanya seorang buruh gembala kambing, tidak pernah malas untuk selalu menulis artikel mengenai kemelaratan para petani dan pemerintahan saat itu. Hingga akhirnya Lenin mengajaknya dalam partai poitik, dan dia dengan gemilang menggantikan Lenin yang wafatmenjadi penguasa Uni Soviet di tahun 1917. Terlepas Stalin akhirnya tercatat dalam daftar lima diktator terbesar sepanjang masa, hikmah yang benar-benar harus saya ambil adalah bagaimana sifat malas merupakan tembok tinggi yang menghalangi setiap manusia untuk meraih kesuksesan nya.
Jika ditanya mengenai kelebihan diri, saya lebih malu untuk menjawabnya. Karena takut salah. Takut bahwa kenyataannya tidak, dan ini hanya tingkat percaya diri berlebihan saja. Tapi saya coba untuk menyebutkan nya saja. Mungkin saya termasuk orang yang suka bertualang, penuh ambisi, selalu ingin tahu, dan loyal terhadap sesuatu. Dalam perjalanan Islam, Rasul pun hijrah. Karena itu saya memasukkan sifat bertualang dalam kelebihan diri. Saya mempunyai beberapa impian dan harapan. Namun agar tidak membingungkan, yang saya sebut disini sebagai impian adalah apa yang saya impikan tentang diri saya. Apa yang akan saya capai, saya lalui, dan saya kontribusikan. Sedangkan harapan disini saya artikan akan apa yang saya harapkan mengenai lingkungan hidup saya, agama saya, dan segala hal yang ada di sekeliling saya.
Ya, saya juga mempunyai impian. Yang pertama adalah hal yang paling dasar dari hakikat kehiduapan abadi kita semua, yaitu agama. Saya ingin naik haji di usia muda. Yah. Jikalau tidak bias pun, keinginan kedua saya adalah menunaikan nya dengan anak-anak dan istri saya kelak. Saya juga ingin secepatnya menghapal Al-Quran. Yang menyedihkan adalah belum ada hal nyata dan konkret yang sudah saya lakukan untuk mewujudkan nya. Sungguh kontras jika dibandingkan kegigihan Imam Syafi’I cilik yang saat usia 12 tahun saja sudah hafiz menghapal Al-Quran. Malu dengan seekor siput, yang dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia senantiasa berzikir tak henti siang dan malam. Pengabdian abadi yang sebenar-benarnya menunjukkan peran seorang hamba. Selain itu, saya juga mempunyai impian lain, walaupun tidak sebesar yang pertama saya sebutkan. Sejak pertama masuk Fakultas Kedokteran, saya sudah mengimpikan suatu saat dapat menjadi seorang dokter spesialis anastesi yang handal. Bukan untuk memperkaya diri dan materi insyaAlloh, namun untuk pengabdian kepada profesi, dan tantangan aktualisasi diri. Tapi, tidak semerta-merta ingin menjadi dokter spesialis saja, walaupun hanya sebentar, saya harus setidaknya sekali bekerja sebagai dokter LSM. Kembali, untuk sebuah pengabdian. Jika mengingat kisah sahabat Rasul yang bernama Khalid, sungguh tiada bandingan akan arti totalitas, loyalitas, dan kualitas mengabdinya. Prajurit jazirah Arab ini sebenar-benarnya tidak pernah gentar akan pasukan perang kaum Musyrikin. Bahkan Rasul pun memberikan julukan kepadanya; Pedang Alloh. Subhanalloh.
Sesungguhnya, hasrat dan impian di dalam insan ini sangatlah banyak. Namun, cukup satu lagi saja yang saya akan sebutkan. Dan impian itu adalah inginnya saya secepatnya menikah. Ya, menyempurnakan agama, menghalalkan nafsu yang sudah fitrah adanya, dan mengikuti Sunnah Sang Baginda. Berkali-kali saya katakan ini kepada beberapa teman dan sahabat, namun ternyata hanya sedikit yang sependapat akan hikmah nya. Hati saya yakin bahwa satu-satunya halangan yang ada sekarang untuk mewujudkan impian tersebut adalah dua; pertama kapabilitas diri , dan kedua tidak ada calon nya.

Seperti yang sudah saya katakan, saat saya sebutkan harapan , maka hal tersebut berarti apa yang saya harap akan terwujud oleh lingkungan yang ada di sekitar hidup saya. Harapan pertama adalah tingginya harap saya akan kembalinya kejayaan Kaum Muslimin di muka bumi. Akan selalu teringat bagaimana Rasul kita dari kota Mekkah yang terbelakang dan sebenar-benarnya jahil, membawa kejayaan Islam sampai seantero Jazirah Arab. Bahkan Umar “Al-Faruuq” ibnu Khatab memperluasnya hingga tanah Persia dan Spanyol. Lalu, apa yang terjadi sekarang? Hal lain yang menjadi harapan saya adalah Negeri Indonesia menemukan kemakmuran sejatinya. Bukan hanya masalah ekonomi yang merudung bangsa kita saat ini, namun krisis akhlak dan pemikiran lah yang sesungguhnya sedang terjajah di bangsa kita saat ini. Bangit! Itulah kata yang dibutuhkan bangsa sekarang. Saya juga memiliki harapan akan kampus saya tercinta Fakultas Kedokteran Unpad. Suatu tempat yang mencetak dokter-dokter yang siap mengabdi bagi masyarakat ini, selalu saya harapkan dapat menjadi yang terbaik di negeri ini. Bukan untuk sebuah penghargaan, namun indikatornya adalah lulusan-lulusan dokter yang jujur, berhati sosial, religious dalam praktiknya, dan beretika mulia bagi sesama.

Pemimpin memang suatu peran yang sangat strategis. Namun itulah letak krusial dalam pemilihan nya. Peran pemimpin tersebut tidak dengan mudah dapat diserahkan kepada siapa saja. Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa pemimpin sejati adalah pemimpin dengan 4Q. Q yang pertama dari kata Quality. Pemimpin berkualitas tinggilah yang dapat menginspirasi. Q yang kedua dari kata Quotient. Seperti pada singkatan IQ, EQ, SQ. Artinya adalah Kecerdasan atau Intelejensi. Tidak perlu diperdebatkan lagi akan pentingnya aspek ini bagi seorang pemimpin. Q yang ketiga dari Bahasa Cina, yaitu kata Qi. Kata tersebut bermakna energi. Bukan sembarang energi, namun energi kebangkitan, energi perubahan, energi kekuatan, dan energi kasih saying. Dan Q yang terakhir didapat dari bahasa Arab, yaitu Qolbu, yang berarti hati. Pemimpin yang memiliki hati mulia lah yang dapat menggerakkan jiwa-jiwa rakyatnya yang haus akan perubahan, dengan hati dan niat yang suci lah ia mengarahkan pergerakkan setiap raga yang ia pimpin, dan dengan kalimat-kalimat patriotis yang tentunya diiiringi lagi-lagi oleh hati yang tawadu’ lah yang dapat menerangi lerung-lerung kegelapan inspirasi.

Kepemimpinan memang butuh sebuah dauroh, butuh pelatihan khusus. Karena itulah saya berniat untuk mengikuti LKMM Wilayah ini. Motivasi yang mendorong saya untuk ikut serta adalah memperoleh kemampuan organisasi yang lebih baik. Kefakiran akan ilmu yang seringkali menaungi saya harus perlahan saya lawan dengan aktif mengikuti dan memaksakan diri untuk aktif dalam acara-acara pelatihan seperti ini. Aspek lain yang menjadi motivasi saya adalah Menginisiasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam bertindak dan menyelesaikan masalah , Meningkatkan kemampuan dalam hubungan antar personal dan komunikasi yang baik , Mendapat pengalaman baru , Menambah teman , Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri lebih dalam lagi , Memperoleh skil2 yang berguna untuk ibadah, amal, dan dakwah , serta Menyusun proposal hidup yang (mendekati) sempurna. Ya, saya memang sedikit mengutip kalimat “proposal hidupku” dari buku Jamil Azzaini. Isi nya yang sangat syarat makna, yang pada intinya hidup ini memang dapat ditata sedemikian rapihnya agar kita mengakhirinya dengansebuah senyum yang sempurna.

Lalu apa yang terjadi kemudian? Semua itu tentu untuk rangkaian tindakan nyata. Latihan tersebut hanya sebuah inisiasi. Yang menjadi indikator keberhasilan nya adalah bagaimana tiap materi dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata, khususnya dalam organisasi yang sehari-hari menyegarkan tiap kejenuhan yang mengelilingi kehidupan kampus. Hal yang akan saya lakukan setelah mengikuti LKMM wilayah ini adalah mempraktikan ilmu2 yang didapat dengan lebih aktif dalam kegiatan yang bermanfaat dalam organisasi. Selain itu, saya akan mencoba lebih beristiqomah dalam mengoptimalkan afiliasi, partisipasi, dan kontribusi dalam peran keorganisasian yang saya jalani. Hal lain yang mungkin saya pikir akan cukup bermanfaat, khususnya bagi teman-teman yang tidak dapat mengikuti pelatihan ini adalah pembuatan artikel, bisa dalam bentuk notes atau blog yang saya miliki, mengenai materi2 yang disampaikan saat pelatihan, agar semua orang bisa menangkap ilmunya dan besar harapan mereka bisa mempraktikkan nya sama atau bahkan lebih baik seperti yang diikuti oleh peserta LKMM wilayah ini. Sekian..

mY n3W te@m

mY n3W te@m
2008 Amazing team.. Juara bertahan